Tuesday, December 19, 2006

Madina Menangis

Gempa tektonik berkekuatan 5,6 skala richter mengguncang Mandailing Natal (Madina), Senin (18/12) pukul 04.39 WIB. Sebanyak 8 orang tewas dan melukai 150 lainnya. Bahkan, 759 rumah rubuh hingga memaksa 1.000 keluarga lebih mengungsi. Jumlah korban kemungkinan bertambah karena banyak desa yang masih terisolir.

Sampai tadi malam tim SAR masih melakukan evakuasi terhadap korban gempa. Sesuai data, ditemukan delapan orang tewas, lima di antaranya teridentifikasi masing-masing Imran (42), Yanti (5), Ari (16), Indra (40) dan Yahya (72) pendiri Desa Koto Rajo Kecamatan Muara Sipongi. Kelima korban tewas merupakan warga Desa Koto Rajo. "Para korban tewas dan luka-luka kini ditempatkan di Rumah Sakit Panyabungan," ujar Kabag Infokom Provsu Drs H Eddy Syofian MAP.

Eddy menyebutkan, Tim Dinas Jalan dan Jembatan dan Muspida Madina telah membuka ruas jalan yang tertimbun longsor. Ruas jalan yang menghubungkan Desa Kotanopan-Muara Sipongi sudah bisa dilalui kendaraan roda empat.

Dijelaskan, dari 23 desa yang ada di Muara Sipongi, 9 desa mengalami rusak parah. Ke-9 desa tersebut masing-masing Desa Pasar Muara Sipongi I dan II, Desa Koto Rajo, Desa Bandar Panjang, Desa Bandar Panjang Tuo, Desa Muara Kumpulan, Desa Tanjung Alai, Desa Joto Beringin, Desa Kota Boru dan Desa Simpang Mendofa.

Warga di sembilan desa ini telah dievakuasi secara keseluruhan di tiga lokasi yakni Mapolsek Penyabungan, Kantor Camat dan Pasar Muara Sipongi. Saat ini warga sudah mendapat bantuan makanan dan obat-obatan. Sementara delapan desa lagi sampai tadi malam dikabarkan belum bisa dijangkau mobil yang membawa bantuan, karena badan jalan menuju desa masih tertutup. Demikian juga warga yang berada di desa-desa tersebut masih belum dapat dievakuasi. Ke delapan desa itu adalah Desa Pakantan, Pekan Dolok, Huta Toras, Huta Padang, Huta Gambir, Huta Lancat, Sibingael, dan Desa Tamiang Mudo.

Menurut Observasi BMG Padang Panjang, sampai tadi malam Kabupaten Madina masih digoyang gempa susulan. Sampai pukul 22.00 WIB, tercatat sudah 48 gempa susulan setelah gempa berkekuatan 5,6 skala richter. "Hingga pukul 22.00 WIB, sudah 48 gempa susulan terjadi di Madina. Itu berdasarkan catatan kami," kata Observer BMG Padang Panjang, Sugeng.

Sementara Balai Besar Meteorologi dan Geofisika (BBMG) Wilayah I Medan mencatat terdapat 23 gempa susulan setelah gempa 5,6 skala richter yang mengguncang Madina. Gempa ini meluluhlantakkan Muarasipongi, Kotanopan dan Aek Godang Kabupaten Madina, bahkan Padangpanjang, Air Bangis, Ujung Gading serta Payakumbuh Sumatera Barat. Getaran gempa juga terasa di Singapura.

"Pusat gempa berada di sekitar 30-93 km sebelah tenggara Panyabungan. Sedangkan posisi gempa pada 82 LU dan 99,88 BT dengan kedalaman 33 km," kata Kepala Bidang Data dan Informasi BBMG Wilayah I Medan Rifwan Kamin didampingi Agus Safrial.

BBMG Wilayah I juga mempersiapkan tim untuk mensurvei lebih mendetail situasi dan kondisi secara teknis geografi wilayah yang terkena gempa. "BBMG Wilayah I Medan membentuk posko 24 jam," ujar Rifwan Kamin.

Akibat guncangan gempa terus-menerus membuat ratusan warga Kecamatan Muara Sipongi memutuskan untuk meninggalkan rumah. Mereka hijrah ke kecamatan terdekat dan menginap di rumah-rumah sanak familinya. "Sudah sekitar 400 warga yang pergi meninggalkan Muara Sipongi menuju Kotanopan dan Panyabungan. Mereka trauma dan khawatir gempa susulan yang bisa menimbulkan longsor," kata Sekda Madina Azwar Indra Nasution.

Gubsu Rudolf M Pardede menyatakan duka mendalam atas musibah bencana alam gempa bumi dan tanah longsor di Muarasipongi Mandailing Natal. "Musibah ini harus kita sikapi dengan tenang dan sabar, sembari tetap meningkatkan kewaspadaan dan melakukan gotong royong untuk meminimalisasi dampak bencana, baik mengantisipasi bertambahnya korban maupun kerusakan harta benda," ujar Gubsu.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home