Tuesday, February 13, 2007

Mengapa Islam Menolak Valentine?

“Valentine” menjadi istilah yang akrab dan populer disebutkan untuk momentum 14 Februari. Momentum ini menyimpan nilai tersendiri bagi mereka yang merayakannya. Sehingga tak jarang 14 Februari diaktualisasikan sebagai sebuah perayaan khusus disetiap tahunnya. Dimulai dengan mengemas sebuah kado istimewa, melayangkan ucapan “happy Valentine”, hingga mengadakan perayaan besar bak sebuah resepsi pernikahan. Hal ini dinilai wajar untuk sebuah momentum yang “diistimewakan”.

Namun demikian, kewajaran perayaan Valentine menjadi polemik, bahkan mengundang perbincangan hangat, saat Islam turut ambil bagian untuk mengistimewakan perayaan ini. Valentine yang diyakini sebagai budaya yang lahir dari agama Kristen telah melibatkan sebahagian besar remaja Islam untuk merayakannya. Hal ini dinilai salah sehingga melahirkan klaim “haram” bagi umat Islam yang merayakannya.

Ironisnya, fatwa “haram” untuk perayaan Valentine bagi umat Islam, tidak malah menjadikan pemeluk Islam (khususnya remaja) meninggalkan budaya perayaan Valentine ini, akan tetapi sebaliknya, perayaan tersebut justru mendarah daging dan “membumi” dalam masyarakat Islam pada umumnya. Apakah dikarenakan doktrin tersebut merupakan sebuah “ijtihad” baru yang kurang memiliki kejelasan hukum sebagaimana persoalan kehidupan lainnya, jelasnya fatwa “haram” terhadap perayaan Valentine agaknya kurang memiliki “makna generik” yang pada akhirnya menjadikan fatwa tersebut kurang diindahkan.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home